_by M Nadhif Khalyani_
Terkadang muncul pertanyaan yang membuat kita termenung, _"pak saya berat untuk sholat, bisa ga diruqyah biar semangat sholat?"_
Atau _"pak saya males ibadah, bisa ga diruqyah biar rajin ibadah."_
Pertanyaan pertanyaan ini tidak salah, karena faktanya Nabi menjelaskan dalam salah satu hadits ttg tahajud, bahwa kita diikat dg tiga ikatan syetan hingga kita berat dan enggan utk sholat.
Memang ada andil mereka, baik dengan bisikan, atau 'ikatan' yang membuat kita 'melemah'.
Andil syetan jin ini begitu nyata mendorong kita pada keburukan hingga memberikan ide dan inspirasi cara berbuat keburukan.
Artinya, pada sebagian gagasan untuk berbuat buruk memang syetan itulah yang memberikan ilhamnya.
Coba simak penjelasan Ibnu Katsir dalam surah Al An'am 112-113 berikut ini
_Abu Hatim meriwayatkan hal yang semisal dari Ibnu Abbas melalui riwayat Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas yang mengatakan, "Sesungguhnya dari jenis jin terdapat setan-setan yang menyesatkan sejenisnya, sebagaimana setan-setan dari jenis manusia menyesatkan sesamanya." Kemudian Ibnu Abbas mengatakan, "Lalu keduanya (yakni setan dari jenis manusia dan setan dari jenis jin) bersua dan mengatakan kepada pihak lainnya, 'Saya telah menyesatkannya dengan cara anu dan anu'." Hal inilah yang dimaksudkan oleh firman Allah Swt.: sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). (Al-An'am: 112)_
Pelajaran 'teknik' menyesatkan dan menjerumuskan mereka pelajari dan saling belajar satu sama lainnya.
Lebih detail perhatian ayat 113 surah Al An'am berikut ini :
Adapun firman Allah Swt.:
وَلِيَقْتَرِفُوا مَا هُمْ مُقْتَرِفُونَ
dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (setan) kerjakan. (Al-An'am: 113)
_Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah supaya mereka menghasilkan apa yang telah dihasilkan oleh setan-setan itu. Sedangkan menurut As-Saddi dan Ibnu Zaid ialah agar mereka mengerjakan apa yang dikerjakan oleh setan-setan itu. (Tafsir Ibnu Katsir surah Al An'am :113)_
Alloh menjelaskan melalui ayat ini, bahwa syetan syetan itu telah melakukan keburukan dan dia 'menularkan' keburukan itu kepada manusia.
Dari 2 ayat ini, tergambar bahwa pada sebagian dorongan batin, keinginan, ide, gagasan, makar buruk terinspirasi dan 'diajarkan' syetan kepada manusia.
Apa kaitannya dengan ruqyah?
Dengan memahami dua ayat diatas, sesungguhnya kita bisa mengenali saat kita menghadapi problematika, lalu muncul ide, gagasan, sikap yang buruk maka hal itu bagian dari 'ajaran' dan didikan syetan pada kita.
Persoalannya terletak pada diri kita sendiri, apakah kita akan menuruti atau menjauhinya.
Pemahaman inilah yang kadang membuat kita berpikir jalan pintas, bahwa untuk mengembalikan semangat ibadah, agar rajin sholat maka syetannya harus dikalahkan.
Ini yang membuat munculnya pertanyaan " saya malas sholat, bisa ga diruqyah?".
Pertanyaan ini tidak salah, tetapi menjadi tidak relevan jika ternyata kita sendiri telah terbiasa dengan keburukan itu.
Hati dan kecenderungan kita sudah lekat dengan keburukan itu.
Jika seperti ini kondisinya maka keluarnya jin tidak terlalu berpengaruh terhadap keburukan yang telah menjadi kebiasaan kita.
Coba simak penjelasan Ibnu Katsir berikut :
_Imam Bukhari telah meriwayatkan melalui hadis Sulaiman ibnu Mahran Al-A'masy, dari Ibrahim, dari Abu Ma'mar, dari Abdullah sehubungan dengan makna firman-Nya: Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka. (Al-Isra: 57) Bahwa yang dimaksud dengan mereka adalah sejumlah makhluk jin yang disembah oleh orang-orang kafir, lalu jin itu masuk Islam._
_Menurut riwayat lain, dahulu ada segolongan manusia menyembah segolongan makhluk jin, kemudian jin itu masuk Islam, sedangkan manusia yang menyembahnya tetap berpegang pada keyakinannya. (Tafsir Ibnu Katsir Surah Al Isra : 57)_
Ayat mulia ini menjelaskan, ada sebagian jin yang dulu menyesatkan manusia, lalu mereka beriman. Namun manusia yang tersesat tersebut tetap dalam kesesatannya.
Bertobatnya jin jin tersebut tidak serta merta akan berpengaruh pada proses taubatnya manusia yang menjadi pengikutnya.
Hilangnya jin itu tidak serta merta, membuat orangnya seketika sadar atas kesalahannya.
Keburukan itu tetap melekat pada manusia ini, karena belum datangnya hidayah atas dirinya.
Maka sangat tepat penjelasan Syaikh Abdullah Sadhan bahwa salah satu niat saat membacakan ayat ruqyah adalah memohonkan hidayah, baik bagi jin yang berulah maupun pada manusia yang diganggunya.
Ruqyah tidak lagi soal mengeluarkan jin, tetapi mengajak pada kebaikan kebaikan.
Menghadirkan nasihat, hujjah, mengajak pada kebaikan baik pada jin nya maupun pada orangnya.
Hadirkan nasihat dan mauidhoh Hasanah, bimbing pd kebaikan, sadarkan letak kesalahannya, bacakan nasihat Al Qur'an, hadirkan sejarah dan ibroh.
Nasihat yang diberikan pada manusianya juga akan didengarkan oleh jin nya.
Allah SWT berfirman:
وَاِذْ صَرَفْنَاۤ اِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْاٰنَ ۚ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوْۤا اَنْصِتُوْا ۚ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا اِلٰى قَوْمِهِمْ مُّنْذِرِيْنَ
"Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Muhammad) serombongan jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur'an, maka ketika mereka menghadiri (pembacaan)nya mereka berkata, Diamlah kamu! (untuk mendengarkannya). Maka ketika telah selesai, mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan."
(QS. Al-Ahqaf 46: Ayat 29)
Jin itu telah berulah sehingga manusia nya terbujuk berbuat buruk, akan tetapi manusia itu juga punya keburukan yang perlu diselesaikan.
Saat bisikan, dorongan dan ide muncul maka segera kenalilah kebaikan atau keburukannya. Jika ia adalah keburukan maka berlindung kepada Alloh. Tinggalkan keburukan tersebut, sadari keburukannya.
Sadari pula tentang keburukan diri kita. Karena bisikan dan ide keburukan itu mungkin memang sejalan dengan sisi buruk yang pernah ada dalam diri kita.
Maka segera taubati keburukan itu agar bisikan dan inspirasi syetan itu tidak mendapatkan tempat nya.
Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَّعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهٗ شَيْطٰنًا فَهُوَ لَهٗ قَرِيْنٌ
"Dan barang siapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (Al-Qur'an), Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya."
(QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 36)
Wallohua'lam
Semoga bermanfaat
Baarakallohu fiikum