materi 3 : syarat yg ruqyah

materi 2 macam ruqyah

*Tema : *Ruqyah Syar’iyyah*
📖 *Materi : 2*

D. Macam – Macam Ruqyah
1. Ruqyah Syar’iyyah
Ini merupakan jenis ruqyah yang diperbolehkan menurut syariat islam, dimana cara dan prosesi pengobatan tersebut telah dianggap sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Imam Ibnu Qayyim pernah berkata
“Diantara obat yang paling mujarab untuk melawan sihir akibat pengaruh jahat setan adalah dengan pengobatan syar’i yaitu dengan zikir, do’a dan bacaan-bacaan yang bersumber dari Al-Qur’an. Jiwa seseorang apabila dipenuhi dengan zikir, wirid dan mensucikan nama Allah niscaya akan terhalangi dari pengaruh sihir. Orang yang terkena sihir bisa sembuh dengan membaca ruqyah sendiri atau dari orang lain dengan ditiupkan pada dada atau tubuh yang sakit sambil membaca zikir dan do’a.”
Adapun yang menjadi landasan dari ruqyah Syar’iyyah adalah Al- Qur’an dan hadist.

Allah SWT berfirman :
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا
Artinya “Dan Kami turunkan dari Al Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al Quran itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al- Isra’ ayat 82)

Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda :
اعْرِضُوا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لاَ بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيهِ شِرْكٌ
Artinya “Bacakan ruqyah-ruqyah kalian kepadaku, tidak apa-apa dengan ruqyah yang tidak mengandung kesyirikan didalamnya.” (HR. Muslim).

a. Tanda-tanda Ruqyah Syar’iyyah
1) Bacaan ruqyah berupa ayat-ayat al-Qur’an dan doa atau wirid dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dan tata cara membaca ayat-ayat tersebut haruslah:
a) Sesuai dengan susunan yang ada
b) Dibaca dengan tartil dan dengan suara yang keras.
c) Bacaan-bacaan tersebut haruslah dibaca sesuai dengan bahasa aslinya dan sesuai dengan kaidah bacanya
d) Tidak boleh terdapat unsur-unsur syirik dalam bacaan yang dibaca oleh peruqyah.
2) Doa yang dibacakan jelas dan diketahui maknanya.
3) Berkeyakinan bahwa ruqyah tidak berpengaruh dengan sendirinya, tetapi dengan takdir Allah SWT.
4) Tidak isti’anah (minta tolong) kepada jin (atau yang lainnya selain Allah).
5) Tidak menggunakan benda-benda yang menimbulkan syubhat dan syirik.
6) Cara pengobatan harus sesuai dengan nilai-nilai Syari’ah, khususnya dalam penanganan pasien lawan jenis.
7) Orang yang melakukan terapi harus memiliki kebersihan aqidah, akhlaq yang terpuji dan istiqamah dalam ibadah.
8) Tidak minta diruqyah kecuali terpaksa.

b. Peruqyah dan orang-orang yang diruqyah
Adapun sebaiknya jika terdapat pasien wanita maka sebaiknya peruqyah juga seorang wanita, akan tetapi pada umumnya jarang sekali peruqyah wanita, maka terapi tersebut bisa dilakukan oleh seorang pria, dengan catatan :
1) Harus ada pihak mahrom atau orang lain yang berada di tempat ruqyah berlangsung. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan diri dari fitnah.
2) Apabila peruqyah diharuskan memegang anggota tubuh pasien wanita tersebut, maka sebaiknya ia menggunakan sarung tangan yang tebal sebagai media pengobatan.

c. Kaidah Ruqyah Syar’iyyah
1) Ikhlas
2) Menanamkan aqidah yang benar
3) Berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah
4) Mengutamakan sisi dakwah
5) Adanya pembatasan yang syar’I khususnya untuk wanita
6) Menjaga diri dari fitnah wanita
7) Yakin dan percaya kepada Alloh SWT.
8) Mengamati masalah-masalah yang rancu
9) Bersikap hati-hati dari istidraj (tipu daya) setan
10) Memberi semangat kepada pasien untuk senantiasa sabra dan mampu bertahan
11) Penyabar dan tidak tergesa-gesa
12) Tauladan yang baik
13) Senantiasa berkonsultasi dan musyawarah
14) Menjaga rahasia pasiengangguan kepada pasien
15) Menjaga keselamatan pasien
16) Berusaha memilih  dan menetapkan metode-metode yang sesuai syar’i
17) Tidak mudah terpengaruh dengan pendapat orang lain
18) Menjauhi tempat-tempat yang menimbulkan fitnah atau keraguan
19) Tidak boleh berlebihan dalam hal-hal yang dibolehkan
20) Menanamkan keprcayaan diri pasien
21) Tidak buru-buru memvonis gangguan pada pasien
22) Memiliki kepribadian yang kuat dan kokoh, tegar dan kuat pada saat interaksi dan berhadapan dengan ruh-ruh jahat

d. Syarat Ruqyah Syar’iyyah
1) Yang digunakan meruqyah adalah kalamulloh atau nama-nama sifat Alloh
2) Menggunakan Bahasa Arab atau Bahasa apa saja yang bisa dipahami maknanya
3) Meyakini bahwa bukan ruqyah itu sendiri yang yang memiliki pengaruh, tetapi ketapan Alloh SWT

e. Sifat Orang Yang diruqyah
1) Sabar
…إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (QS. Az Zumr: 10).

2) Yakin dengan pasti bahwa manfaat dan madarat hanya berasal dari Alloh SWT.
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ لَهُ إِلا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Yunus: 107).

3) Waspada jangan sampai mendatangi tukang sihir atau peramal

*Wallaahu 'Alamu*

pendahuluan

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Sebelum kita mulai materi, saya mengajak kepada seluruh *Sahabat Ruqyah*:

1. Membersihkan niat
    
Niatkan belajar Ruqyah untuk menggapai Ridha Allah, lebih dekat dengan Allah, lebih tuma'ninah dalam ibadah, niat untuk dakwah, memberantas kesyirikan.

2. Jaga hati
    
Hati-hati dengan pengultusan, karena nanti akan banyak tampak mu'jizat Al Qur'an, Allah Memberikan Pertolongan berupa kesembuhan luar biasa yang berdasarkan medis tidak ditemukan,  dan keajaiban  lainnya, akibatnya peruqyah dianggap orang sakti.

3. Selalu pasrah tawakal kepada Allah

4. Yakini semua hasil dari ruqyah adalah pertolongan Allah bukan karena kehebatan peruqyah

5. Bersahabat dengan Al Qur'an

6. Jauhi kesombongan, ujub, ria, sum'ah, takabur, kebencian, kesedihan mendalam, kecewa, dan sifat buruk lainnya, itu akan jadi sampah sehingga cahaya Ilmu Allah tidak bisa masuk ke jiwa Kita

Selamat menyimak hidangan Ilmu Allah.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


📝 *Tema : *Ruqyah Syar’iyyah*
📖 *Materi : 1*

*A. Definisi Ruqyah*

*1. Bahasa*
AR-RUQYAH (الرُّقْيَةُ) bentuk jamaknya AR-RUQO (الرُّقَي) artinya Jampi, Mantera, Suwuk, Rapal.

*2. Istilah*
Ruqyah adalah (doa-doa/bacaan) untuk perlindungan yang ditujukan kepada orang yang sedang sakit seperti demam dan gangguan jin, serta penyakit-penyakit lainnya.

*B. Jenis Ruqyah*
1. Ruqyah Syirkiyyah/Jahiliyyah الرُّقْيَةُالشِّرْكِيَّةُ  : Ruqyah/mantera yang keseluruhan atau sebagiannya mengandung kesyirikan/kejahiliyahan atau tidak sesuai dengan syari’at Islam.

2. Ruqyah Syar’iyyah  الرُّقْيَةُ الشَّرْعِيَّةُ  : Ruqyah/mantera yang diperbolehkan dan sesuai dengan kaidah syari’at Islam.
عَنْ عَوْفٍ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قـال : كُنَّا نَرْقِي فِى الْجَـاهِلِيَّةِ، فَقُلْنـَا يـَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تَرَى بِذلِكَ ؟  فَقَالَ : أَعْرِضُوْا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لاَ بَـأْسَ بِالرُّقَى مَالَمْ يَكُنْ شِرْكـاً (رواه مسلم)
Dari sahabat ‘Auf bin Malik ra dia berkata : Kami dahulu meruqyah di masa Jahiliyyah, maka kami bertanya : “Ya RosuluLLah, bagaimana menurut pendapatmu ?” Beliau menjawab : “Tunjukkan padaku Ruqyah (mantera) kalian itu. Tidak mengapa mantera itu selama tidak mengandung kesyirikan” (HR. Muslim).

3. Ruqyah Da’awiyyah  الرُّقْيَةُالدَّعَوِيَّة : Ruqyah/mantera Syar’iyyah yang pelaksanaannya lebih mengutamakan aspek2 dan kaidah2 serta target2 da’wah disamping berfungsi sebagai terapi itu sendiri.

*C. Dasar Hukum Ruqyah*

.      عن عائشة رضي الله عنها قالت : أمرني رسول الله صلى لله عليه و سلَم أن أسترقي من العين
(متفق عليه)
Dari  A’isyah ra dia berkata : RasuluLLah saw telah memerintahkan kami agar meruqyah orang yang terkena gangguan ‘ain (HR. Muttafaun ‘alaih)

عن أمّ سلمة رضي الله عنها أن النبي صلى لله عليه و سلَم  رأى فى بيتها جارية و فى وجهها سَفْعَةً، فقال : إسترقوا لها، فإن بها النظرة (متفق عليه)
Dari Ummu Salamah ra (mengabarkan) bahwa Nabi saw melihat di rumahnya (Ummu Salamah) ada seorang  wanita yang diwajahnya ada saf’ah (cekungan hitam di sekitar matanya) maka beliau bersabda : Lakukanlah Ruqyah untuknya (wanita itu) karena dia ada terkena gangguan (nazhoroh/’ain) – HR. Muttafaqun ‘alaih.
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال : كان صلى لله عليه و سلَم يتعوّذ من الجان و عين الإنسان حتى نزلت المعوّذتان، فأخذ بهما و ترك ما سواهما (رواه الترمذي)
Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra berkata : Bahwa RasuluLLah saw senantiasa minta perlindungan dari gannguan jin dan ‘Ain hingga akhirnya turun dua QS. perlindungan (Al Falaq dan An Naas), maka sejak itu dipakailah keduanya dan dia tinggalkan yang lainnya (HR. At Tirmidzi).

عن جابر رضي الله عنه قال نهي رسول الله صلى لله عليه و سلَم عن الرُّقي  فجاء آل عمرو بن حزم، فقالوا : يا رسول الله إنّه كانت عندنا رقية نرقى بها من العقرب، قال : فعرضوا عليه، فقال : ما أرى بـأساً، من استطاع أن ينفع أخاه فلينفعه (رواه مسلم)
Dari Jabir ra berkata : RasuluLlah saw telah melarang Ruqyah. Maka datanglah keluarga ‘Amru bin Hazm, mereka berkata : Yaa RosulaLLah bahwa kami memiliki Ruqyah (mantera) yang biasa kami lakukan jika terkena gangguan kalajengking. Maka mereka menunjukkankan (Ruqyah itu) kepada RasuluLLah saw. Lalu beliau bersabda : saya memandang tidak apa-apa ruqyah kalian itu. Barangsiapa yang mampu memberi manfaat bagi saudaranya, maka lakukanlah. (HR. Muslim).

عَنْ عَوْفٍ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قـال : كُنَّا نَرْقِي فِى الْجَـاهِلِيَّةِ، فَقُلْنـَا يـَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تَرَى بِذلِكَ؟  فَقَالَ : أَعْرِضُوْا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لاَ بَـأْسَ بِالرُّقَى مَالَمْ يَكُنْ شِرْكـاً (رواه مسلم)
Dari sahabat ‘Auf bin Malik ra dia berkata : Kami dahulu meruqyah di masa Jahiliyyah, maka kami bertanya : “Ya RosuluLLah, bagaimana menurut pendapatmu ?” Beliau menjawab : “Tunjukkan padaku Ruqyah (mantera) kalian itu. Tidak mengapa mantera itu selama tidak mengandung kesyirikan” (HR. Muslim).

عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت : كان إذا اشتكى رسول الله صلى لله عليه و سلَم، رقاه جبريل عليه السلام، قال : بِسْمِ اللهِ يُبْرِيْكَ مِنْ كُلِّ دآءٍ يَشْفِيْكَ، وَ مِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذاَ حَسَدٍ وَ شَرِّ كُلِّ ذِيْ عَيْنٍ      (رواه مسلم)
“Dari  A’isyah ra dia berkata : Bahwa jika RasuluLLah saw ada keluhan (sakit/gangguan) maka malaikat Jibril meruqyah beliau saw dengan kalimat :  Dengan nama ALLAH – Dia membebaskanmu dari segala gangguan penyakit Dia menyembuhkanmu dan dari kejahatan para penghasud ketika hasadnya dan dari kejahatan setiap gangguan mata” (HR. Muslim).

عَنْ أَبِي خُزَامَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ رُقًى نَسْتَرْقِيهَا وَدَوَاءً نَتَدَاوَى بِهِ وَتُقَاةً نَتَّقِيهَا هَلْ تَرُدُّ مِنْ قَدَرِ اللَّهِ شَيْئًا قَالَ هِيَ مِنْ قَدَرِ اللَّهِ. (حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ  رواه الترمذي)
Dari  Abu Khuzamah ra dari bapaknya dia berkata : Aku bertanya kepada RasuluLLah saw telah : Ya RosulaLLah bagaimana pandangan engkau terhadap Ruqyah-ruqyah yang kami melakukan peruqyahan dengannya dan obat-obatan yang kami melakukan pengobatan dengannya dan perlindungan-perlindungan yang kami melakukan dengannya, apakah itu semua bisa menolak takdir ALLAH ? Jawab beliau saw : Semua itu adalah (juga) takdir ALLAH. (HR. At Tirmidzi, hasan-shohih)

يقول الشيخ عبد العزيز بن باز بأن الاسترقاء لمن احتاج له لا يخرج المسلم من اللحاق بالسبعين ألفا حيث أنه مـحتاج للرقية ، ويرى حفظه الله تعالى استحباب العلاج من المرض.
Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz berpendapat bahwa memintakan Ruqyah bagi yang membutuhkannya tidak menyebabkan seorang muslim tidak memperoleh (kesempatan) termasuk 70 ribu orang (yang dijamin masuk surga tanpa hisab) beliaupun – hafizhohuLLah – berpandangan bahwa “disukai” melakukan pengobatan dari derita penyakit.

عن عائشة قالت كان رسول الله صلى الله عليه و سلم أذ اشتكى منا أنسان مسحه بيمنه ثم قال : أذ هب البأس رب الناس واشف أنت الشافى, لا شفاء ألا شفاؤك شفاء لايغادر سقاما
Artinya “Dari ‘Aisyah r.a. katanya :” Apabila salah seorang diantara kami sakit, Rasulullah SAW memegangnya dengan tangan kanan, lalu beliau ucapkan :”Adzhibil ba’sa rabban naas, wasyfi, antasy syaafi, laa syifa-a illa syifa-uka syifaan laa yughadiru saqooman (HR. Muslim).